Perencanaan Produksi Massa
Materi PKK Kelas XII
Bab 1 Produksi Massal
![]()
Produksi massal merupakan salah satu respon perusahaan dalam menanggapi lonjakan permintaan distributor atau konsumen yang terjadi konsisten di setiap periode.
Cara tersebut bertujuan agar perusahaan mampu memenuhi permintaan pasar guna meningkatkan efisiensi produksi, sehingga seluruh permintaan distributor atau konsumen dapat terpenuhi secara tepat waktu.
Seperti yang diketahui apabila permintaan pasar dapat terpenuhi dengan baik secara konsisten, maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan.
Misalnya mampu menumbuhkan rasio retensi atau satisfaction konsumen hingga meningkatkan kualitas jaringan kerja sama dengan mitra distributor perusahaan.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang pengertian dan contoh produksi massal, simak artikel berikut ini!
Pengertian Produksi Massal
Produksi massal adalah kegiatan memproduksi barang dengan skala besar secara konsisten atau terus menerus.
Dalam dunia industri, sistem produksi massal juga biasa disebut sebagai produksi aliran, produksi aliran berulang, produksi seri, ataupun produksi serial.
Saat ini, mayoritas produksi massal di perusahaan sudah menerapkan mekanisme otomatisasi melalui penggunaan teknologi mesin dan sistem operasional yang modern.
Konsep ini juga diiringi dengan pemanfaatan karyawan dalam jumlah banyak pada sejumlah perusahaan yang sudah memiliki sistem produksi canggih dan kompleks.
Walaupun begitu, tidak jarang perusahaan besar mengurangi jumlah karyawannya saat menerapkan konsep produksi ini.
Alasannya karena penggunaan mesin dan sistem operasional modern dinilai sudah cukup menunjang proses produksi massal pihak perusahaan.
Keuntungan Produksi Massal
Adapun keuntungan produksi massal yang dapat diperoleh perusahaan apabila menerapkan operasi produksi ini adalah sebagai berikut:
1. Menekan Biaya Produksi
Perusahaan yang menerapkan operasi produksi secara massal umumnya menggunakan teknologi mesin dan sistem operasional termutakhir. Penggunaan teknologi tersebut dapat menekan biaya produksi seminimal mungkin.
2. Memangkas Waktu agar Produksi Lebih Cepat
Dengan menggunakan teknologi mesin dan sistem operasional termutakhir, efektivitas dan efisiensi proses produksi perusahaan dapat meningkat.
Sehingga, sekalipun perusahaan tengah dihadapi oleh statistik permintaan yang terus meningkat, operasi produksi perusahaan tetap berjalan lancar.
3. Meminimalisir Kesalahan Produksi
Teknologi mesin dan sistem operasional yang modern dapat meminimalisir terjadinya kesalahan selama aktivitas produksi berlangsung.
Alasannya karena kedua komponen tersebut telah dirancang sedemikian rupa dengan spesifikasi tingkat presisi produksi yang tinggi.
4. Meningkatkan Tingkat Keselamatan Karyawan
Melalui penggunaan mesin dan sistem operasional berteknologi modern, perusahaan mampu menurunkan risiko terjadinya kecelakaan kerja.
Hal ini penting mengingat mayoritas mesin dan sistem operasional saat ini telah menerapkan metode otomatisasi.
5. Meningkatkan Produktivitas Perusahaan
Semakin tinggi jumlah barang yang mampu diproduksi, maka statistik produktivitas perusahaan turut meningkat. Hal ini tentu saja akan menumbuhkan citra baik perusahaan di mata mitra distributor ataupun konsumen.
6. Memperbesar Peluang Memenangkan Kompetisi Pasar
Konsistensi dalam memenuhi permintaan barang adalah kunci utama bagi suatu perusahaan untuk memenangkan kompetisi di pasar.
Dengan mengimplementasikan mesin dan sistem operasional berteknologi termutakhir dalam proses produksi massa, perusahaan mampu memenuhi permintaan barang.
Alhasil, perusahaan berpeluang besar dapat memenangkan kompetisi pasar dengan pihak kompetitor lainnya.
7. Berpeluang Memperluas Daya Jual Produk di Pasaran
Semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam menciptakan produk berkuantitas besar dengan kurun waktu yang singkat, maka peluang perluasan daya jual produk perusahaan di pasaran juga akan meningkat. Hal ini karena kemampuan produksi perusahaan juga dapat memengaruhi aspek distribusi mereka.
8. Kualitas Produk Perusahaan Lebih Terjaga
Penerapan sistem otomatisasi modern pada mesin atau sistem operasional dalam proses produksi massal mampu menjaga kualitas produk perusahaan secara konsisten.
Menjaga kualitas produk sama dengan meningkatkan kepuasan distributor maupun pelanggan luas. Alhasil, perusahaan akan lebih banyak mendapatkan profit di kemudian hari.
Tahapan Produksi Massal

Setidaknya terdapat 5 tahapan produksi massal yang perlu Anda ketahui, berikut ini uraiannya.
1. Merancang Dokumen Persyaratan Produk dan Disetujui oleh Seluruh Divisi
Dokumen persyaratan produk atau Product Requirements Documentation (PRD) yang sudah ditandatangani oleh seluruh divisi merupakan syarat wajib sebelum melakukan operasi produksi massal.
Pihak-pihak yang terlibat dalam pembuatan dan penandatanganan dokumen ini yaitu manajer produksi dan pimpinan divisi lainnya, antara lain quality assurance (QA), teknik, pemasaran, dan penjualan.
Kehadiran dokumen ini merupakan dasar berbagai keputusan produksi. Maka dari itu, setiap keputusan produksi nantinya harus berlandaskan isi dokumen persyaratan produk yang telah disepakati sebelumnya.
Akan tetapi meskipun sudah ditetapkan, dokumen ini masih berpeluang untuk direvisi. Apabila ke depannya terdapat informasi baru yang memiliki dampak signifikan bagi proses produksi nanti, maka dokumen akan diubah.
Perubahan yang terjadi juga turut ditinjau dan disetujui ulang oleh para pimpinan divisi terkait.
Adapun isi yang tercantum dalam dokumen persyaratan produk, mencakup:
a. Daftar fitur yang akan disertakan dalam produk
b. Metrik performa detail yang wajib dipenuhi oleh seluruh fitur
c. Estimasi volume produksi
d. Proyeksi biaya target
c. Jadwal rilis produk
d. Roadmap produk
2. Melaksanakan Validasi dan Proses Pengujian Teknik
Dalam bahasa asing proses ini juga disebut sebagai Engineering Validation and Testing (EVT). Pemberlakuan proses ini berlaku untuk produk-produk yang mempunyai fitur teknis.
Di tahapan EVT, tim teknik yang bertugas akan menggunakan sejumlah metode agar fitur-fitur yang tercantum dalam PRD. Pada tahapan ini tim teknik akan memanfaatkan berbagai metode supaya fitur yang disebutkan dalam PRD sesuai dan dimiliki oleh suatu produk.
Namun apabila terdapat risiko di dalamnya, maka tim teknik yang bertugas akan meminimalisir atau bahkan menghilangkannya sebelum produk akhir diciptakan.
Serupa dengan tahapan pertama, setiap produk yang lolos perlu mendapatkan persetujuan dan melengkapi seluruh persyaratan fungsional serta estetika pada PRD.
3. Melangsungkan Validasi dan Pengujian Desain
Proses berikutnya adalah Design Validation and Testing (DVT) atau tahapan validasi dan pengujian desain.
Pada tahap ini, terdapat proses penentuan bahan dan desain mekanis potensial yang mampu memenuhi estetika serta syarat bentuk akhir suatu produk. Kedua syarat tersebut telah tercantum dalam dokumen PRD yang telah disetujui sebelumnya.
Dalam menjalankan tahapan DVT, pihak-pihak yang terlibat harus cermat. Alasannya karena hasil akhir dari tahapan ini nantinya akan menjadi acuan bagi perusahaan dalam berinvestasi untuk memperoleh peralatan, bahan, hingga menjaga kelancaran proses produksi.
Persyaratan yang harus dipenuhi suatu produk agar dapat lolos dari tahapan DVT adalah mendapatkan persetujuan dari divisi terkait dan melengkapi semua persyaratan fungsional serta estetika di PRD.
4. Menjalankan Validasi dan Pengujian Produksi
Tahapan keempat adalah validasi dan pengujian produksi atau Production Validation and Testing (PVT).
Tahapan PVT bertujuan untuk memperkuat proses produksi yang akan dijalankan nantinya dan mempersiapkan rantai pasokan.
Melalui upaya tersebut, perusahaan dapat mengetahui kelemahan prosesor produksi dan mengukur kesiapan guna mengembangkan skala produksi ke tingkat massal.
Pada tahapan ini, setiap desain produk yang lolos akan diuji kelayakannya dalam skala produksi. Dalam praktiknya tahapan ini terkadang memerlukan penyesuaian minor, dari hasil DVT ke skala produksi atau bahkan melakukan perubahan besar.
5. Proses Produksi Dapat Dilaksanakan
Di tahapan terakhir, perusahaan akan mulai memproduksi produknya dalam skala massal, sesuai ketentuan kualitas dan kuantitas masing-masing.
Pada praktiknya, tahapan produksi ini umumnya dilaksanakan dengan metode batch atau kelompok. Adapun kuantitas produksi pada setiap batch tergantung keputusan perusahaan masing-masing.
Langkah – langkah Perencanaan Produksi Massal
Perencanaan produksi merupakan perencanaan tentang produk apa dan berapa yangakan diproduksi oleh perusahaan yang bersangkutan dalam satu periode yang akan datang. Perencanaan produksi merupakan bagian dari perencanaan operasional di dalam perusahaan.
Dalam penyusunan perencanaan produksi, hal yang perlu dipertimbangkan adalah adanya optimasi produksi sehingga akan dapat dicapai tingkat biaya yang paling rendah untuk pelaksanaan proses produksi tersebut.
Perencanaan produksi menuntut penaksir atas permintaan produk atau jasa yangdiharapkan akan disediakan perusahaan di masa yang akan datang. Dengan demikian, peramalan merupakan bagian integral dari perencanaan produksi. (Buffa & Sarin, 1996).
Tanpa adanya rencana produksi yang baik, maka tujuan perusahaan tidak akan dapat dicapai dengan efektif dan efisien, sehingga faktor – faktor produksi yang ada akan dipergunakan dengan boros.
Menurut Sukaria Simulingga (2013) perencanaan produksi meliputi:
a. Mempersiapkan rencana produksi mulai dari tingkat agregat untuk seluruh pabrik yangmeliputi perkiraan permintaan pasar dan proyeksi penjualan.
b. Membuat jadwal penyelesaian setiap produk yang diproduksi.
c. Merencanakan produksi dan pengadaan komponen yang dibutuhkan dari luar(bought-out items) dan bahan baku.
d. Menjadwalkan proses operasi setiap order pada stasiun kerja terkait.
e. Menyampaikan jadwal penyelesaian setiap order kepada para pemesan.
pada literatur lain secara singkat dijelaskan perihal perencanaan produksi massal berikut :
Perencanaan Produksi Massal
Dalam proses produksi massal dibutuhkan perencanaan produksi. Apa yang dimaksud dengan perencanaan produksi? Secara singkat, perencanaan produksi adalah proses persiapan faktor-faktor produksi yang diperlukan untuk memproduksi suatu produk pada periode tertentu.
Beberapa dari kamu mungkin bertanya, apa saja langkah perencanaan produksi tersebut? Setidaknya, terdapat 5 langkah perencanaan produksi, yaitu:
- Menyiapkan rencana produksi
- Menyusun jadwal penyelesaian produk
- Membuat rencana pengadaan bahan
- Mengatur jadwal operasional setiap unit
- Mengomunikasikan jadwal produksi kepada pemesan produk
Lalu, apa tujuan dari perencanaan produksi? Secara umum, tentu agar proses produksi berjalan dengan lancar dan sesuai target. Namun, secara rinci, tujuan dari perencanaan produksi adalah seperti di bawah ini.
- Menjamin proses produksi dan pemasaran produk
- Mengukur kapasitas produksi dan menjaga proses produksi tetap konsisten
- Alat bantu untuk memantau hasil produksi
Contoh Produksi Massal
Sejumlah contoh sektor industri yang umumnya menerapkan konsep produksi massal, antara lain otomotif, makanan dan minuman kemasan, peralatan kesehatan, obat medis, dan lain-lain. Berikut adalah penjelasan detailnya.
1. Kendaraan
Kendaraan adalah salah satu produk yang diproduksi secara massal. Dalam proses produksi kendaraan, digunakan mesin dan teknologi modern untuk meningkatkan efisiensi dan kecepatan produksi.

produksi massal kendaraan
Bahan baku seperti besi, aluminium, karet, dan plastik diproses dan dirakit dengan mesin untuk menghasilkan kendaraan dalam jumlah besar.
Contoh kendaraan yang diproduksi secara massal adalah mobil, motor, bus, dan pesawat terbang.
2. Pakaian
Pakaian juga merupakan produk yang diproduksi secara massal. Bahan baku seperti kain, benang, dan aksesoris diproses dengan mesin untuk menghasilkan pakaian dalam jumlah besar.
produksi massal pakaian
Proses produksi pakaian meliputi pemotongan, jahit, dan finishing. Pakaian yang diproduksi secara massal biasanya digunakan untuk kebutuhan industri dan ritel, seperti seragam sekolah, seragam kerja, dan pakaian olahraga.
3. Elektronik
Produk elektronik seperti smartphone, laptop, dan televisi juga diproduksi secara massal. Bahan baku seperti komponen elektronik dan plastik diproses dengan mesin untuk menghasilkan produk elektronik dalam jumlah besar.

Proses produksi elektronik meliputi perakitan, pengujian, dan finishing. Produk elektronik yang diproduksi secara massal biasanya digunakan untuk kebutuhan industri dan konsumen.
4. Makanan
Dalam era modern ini, permintaan akan makanan yang diproduksi secara massal semakin meningkat. Produksi massal makanan menjadi penting karena dapat memenuhi kebutuhan makanan masyarakat yang terus berkembang. Dengan teknologi dan peralatan canggih, makanan dapat dihasilkan secara efisien dan cepat.
Contoh produksi massal makanan adalah produksi roti, mie instant, snack ringan, minuman kemasan, makanan kaleng, es krim, frozen food dan masih banyak lagi
5. Kosmetik
Kosmetik telah menjadi bagian penting dari rutinitas kecantikan banyak orang. Permintaan akan kosmetik terus meningkat seiring dengan kesadaran akan penampilan dan perawatan diri. Oleh karena itu, produksi massal kosmetik menjadi kebutuhan yang mendesak untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Contoh produksi massal kosmetik adalah produksi massal lipstik, produksi foundation, maskara, perawatan rambut, bedak, skin care, parfum dan masih banyak lagi.
Tugas 1.
Buatlah rangkuman dari pembahasan di atas tentang produksi masal.
Tugas 2.
jawablah di buku tulis dan kerjakan :
1. Jelaskan mengapa pemahaman mendalam tentang proses produksi sangat penting dalam menganalisis perencanaan produksi massal dengan teliti. Berikan contoh konkret dari bagaimana pemahaman ini dapat membantu dalam mengidentifikasi potensi perbaikan.
2. Bagaimana peran penilaian kapasitas produksi dalam analisis perencanaan produksi massal? Diskusikan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menilai kapasitas produksi suatu fasilitas.
3. Mengapa perencanaan bahan baku dan komponen merupakan aspek krusial dalam perencanaan produksi massal? Berikan contoh situasi di mana kegagalan dalam perencanaan bahan baku dapat mempengaruhi jalannya produksi.
4. Jelaskan mengapa penjadwalan produksi yang efektif merupakan tantangan dalam perencanaan produksi massal. Diskusikan metode atau strategi yang dapat digunakan untuk mengatasi tantangan ini.
5. Mengapa pengendalian kualitas menjadi fokus penting dalam perencanaan produksi massal? Sertakan contoh tentang bagaimana pengendalian kualitas yang buruk dapat berdampak pada efisiensi dan reputasi perusahaan.
6. Gambarkan proses analisis risiko dalam konteks perencanaan produksi massal. Identifikasi setidaknya tiga jenis risiko yang dapat muncul dalam operasi produksi massal dan bagaimana perusahaan dapat menghadapinya.
7. Bagaimana peran teknologi informasi dan sistem manajemen dalam menganalisis perencanaan produksi massal dengan lebih teliti? Berikan contoh konkretnya.
8. Diskusikan mengapa kolaborasi antara berbagai departemen seperti produksi, pemasaran, dan rantai pasokan penting dalam menganalisis perencanaan produksi massal. Apa manfaat yang dapat diperoleh dari kolaborasi ini?
9. Jelaskan mengapa pemantauan dan pengukuran berkala terhadap hasil produksi penting dalam menganalisis perencanaan produksi massal. Bagaimana tindakan perbaikan dapat diambil berdasarkan hasil pemantauan tersebut?
10. Dalam konteks globalisasi dan fluktuasi pasar yang cepat, mengapa fleksibilitas menjadi faktor penting dalam perencanaan produksi massal? Berikan contoh situasi di mana perusahaan perlu menyesuaikan rencana produksi mereka dengan cepat.
Komentar
Posting Komentar